Kemeriahan Festival van Der Wijck.

Wow!! Angkat Tema Rice for All, Festival van Der Wijck di Tempel Sleman

Advertisements

YOGYAKARTA – Pemukulan kentongan oleh Staf Ahli Bidang Manajemen Krisis Kemenparekraf RI Fadjar Hutomo bersama Wakil Bupati (Wabup) Kabupaten Sleman Danang Maharsa menandai dibukanya Festival van Der Wijck. Festival yang dilaksanakan di Dusun Tangisan, Kalurahan Banyurejo, Kapanewon Tempel, Sleman ini merupakan event kedua kalinya. Sebelumnya, event perdana ini digelar tahun lalu, tepatnya pada tanggal 19 Maret 2022.

Untuk tahun ini, Festival van Der Wijck bertema Rice for All. Ini merupakan bentuk penghargaan terhadap kerja petani di seluruh Indonesia, pada umumnya dan DIY pada khususnya dalam menanam padi, dan mengolahnya hingga menjadi nasi yang siap tersaji di depan kita

Mewakili Menparekraf Sandiaga Uno, Staf Ahli Bidang Manajemen Krisis Kemenparekraf RI Fadjar Hutomo menyampaikan penghargaan sebesar-besarnya pada pelaksanaan festival kali ini. Tema Rice for All sangat sesuai dengan arahan Presiden Jokowi dalam pembukaan Sensus Pertanian 2023 pada tanggal 15 Mei 2023, terkait krisis yang melanda dunia saat ini yang dikenal sebagai FEW. FEW merupakan akronim dari Food (makanan), Energy (energi), dan Water (air).

“Perubahan iklim yang terjadi saat ini dan perang serta ancaman perang yang semakin meningkat menyebabkan FEW perlu mendapatkan perhatian lebih,” tegas Fadjar, Jumat (2/6/2023).

Festival Van Der Wijck dilaksanakan di saluran Van Wijck atau dikenal sebagai Buk Renteng ini mempunyai nilai strategis, karena mengingatkan semua orang soal bagaimana menghargai makanan, energi, dan air yang ada di sekitar kita. Pemanfaatan optimal dari ketiganya, tidak berlebih dan secukupnya saja, akan memberi keberkahan bagi masyarakat yang ada di sekitar. Melimpahnya hasil panen, air yang berlimpah dan sumber energi, seperti matahari, angin dan air yang melimpah menjadikan Festival van Der Wijck ini layak menjadi salah satu dari 110 event di Karisma Event Nusantara 2023.

“Seperti halnya sektor pariwisata, sektor pangan merupakan sektor strategis yang menyediakan lapangan pekerjaan bagi lebih dari 30 juta orang di Indonesia. Ketika kolaborasi antarsektor pariwisata dan pertanian, plus usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) bisa disinergikan dengan lebih baik, pastinya kesejahteraan masyarakat bisa meningkat,” imbuh Fadjar.

Sementara itu Wabup Sleman Danang Maharsa mengatakan, dari total 20 stand UMKM yang terlibat di Festival van Der Wijck tersebut, beberapa di antaranya melaporkan dagangannya telah laris manis sampai dengan pukul 11,00 WIB, sebelum festival dibuka resmi.

Rangkaian festival dimulai pukul 09.00 WIB dengan ngobras (ngobrol tentang beras) dengan beberapa narasumber, seperti Kus Endarto, Dahlia Puspa Sari, dan Agung Saputra. Saat yang sama, dilakukan lomba pembuatan orang-orangan sawah dan bazaar UMKM.

Selanjutnya, pukul 14.30 WIB dilaksanakan kirab bergada mengiringi tamu-tamu VIP yang ada. Ke-4 tamu VVIP diajak melanjutkan perjalanan menuju tenda VIP dengan menggunakan gethek bambu menyusuri selokan Van Der Wijck. Mereka disambut puluhan anak-anak yang berlompatan ke selokan sebagai tanda ucapan selamat datang. Sesampainya di tenda VIP, tamu undangan diajak menikmati upacara adat wiwitan yang dipersembahkan Desa Wisata Grogol, Seyegan, Sleman, bersama beberapa warga Dusun Tangisan. Upacara adat wiwitan merupkan wujud rasa syukur petani melihat padinya siap dipanen.

Setelah pembukaan, acara dilanjutkan sajian musik etnik dari Grup Musik Kemlaka, tarian memetri, dan gedruk buto. Acara diakhiri kunjungan ke booth Agradaya dan booth Komunitas Organik Indonesia.

Kemeriahan Festival van Der Wijck berlanjut pada hari Sabtu (3/6/2023) dengan berbagai kegiatan dan pentas kesenian. Antara lain, fashion show, sajian pertunjukan seni tradisional dari Ekuador, dan puncaknya pelarungan lampion di saluran van Der Wijck, mulai pukul 18.00 WIB.(Rumi/Tim Redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *